$theTitle=wp_title(" - ", false); if($theTitle != "") { ?>
BiNusian weblog
8 Jan // php the_time('Y') ?>
Mungkin kami memiliki sifat dan pemikiran yang hampir sama. Karena perbedaan gender-lah yang menyebabkan kami menyukai sesuatu dengan genre yang berbeda. Dia suka pelem-pelem korea. Saat 16 tahun pun gw juga suka kartun-kartun remaja atas jepang seperti gundam seed dan gundam seed destiny. Inti ceritanya hampir sama, hanya saja genre yang berbeda membuat pelem-pelem tersebut terlihat berbeda dimata orang. Waktu kecil gw juga sering nonton telenovela, kaya cinta paulina, rosalinda, esmeralda, dsb… Karena waktu itu gw belon begitu ngerti ceritanya, jadi gw oke-oke aja nonton telenovela. Sekarang yang masih suka gw nonton paling The Nanny, kocak abis soalnya. Sama Top Gear, yang membahas mobil-mobil yang sangat bagus, kemudian di test di Top Gear Test Track sama The Stig.
Oiya, gw belon cerita umur dia. Tadinya gw ga mau menyukai dia. Karena waktu itu dia membawa akte kelahiran, otomatis gw melihat tempat tanggal lahirnya. Jadi, dia lebih muda hampir 2 tahun dari gw. Dapat diibaratkan sebelum gw mengetahui umurnya, Manager Perasaan gw mengajukan proposal pendekatan kepada Pemilik Pikiran gw untuk menyukai dia, tapi ditolak karena saat itu Pemilik Pikiran gw menganggap umur kami semua sama. Kemudian, Manager Perasaan gw yang tidak menerima hal itu, mendapat informasi bahwa dia lebih muda hampir 2 tahun dari gw. Manager Perasaan gw yang dah ngebet pun kembali mengajukan proposal tersebut kepada Pemilik Pikiran gw, si Pemilik Pikiran sempat berpikir-pikir akan beda umur yang menggunakan kata ‘hampir’. Setelah berbagai macam rapat dan sidang dewan direksi dijalankan, akhirnya si Pemilik Pikiran menerima proposal tersebut. Pemilik Pikiran akhirnya mulai mengadakan rapat dan membuat begitu banyak target-target jangka pendek dan beberapa target jangka menengah yang berujung pada suatu target jangka panjang (5 tahun), yaitu, MARRY HER. Ini menunjukkan seberapa besar keseriusan gw terhadap dia.
Tanpa disadari, dia udah merubah idup gw. Gw ga suka ada cewe yang lebih pinter dari gw. Jadi di UTS dan UTP semester 1, gw menjajal kemampuan gw. Gw mulai dengan belajar 1 hari saja sebelum ujian. Hasilnya kurang memuaskan menurut gw. Jadi UAP nanti gw belajar 2 hari sebelum ujian, sedangkan saat UAS gw akan membuat outline materi seminggu sebelum UAS dimulai, lalu menjabarkan keseluruhan outline-outline tersebut pada saat minggu-minggu UAS. Kenapa gw sesemangat itu? Karena gw memiliki sebuah cita-cita sekarang. Supaya gw dapet mengakuisisi dia dari orang tuanya, paling ga gw harus sejajar dulu dengan orang tuanya.
Suatu waktu, setelah gw mengetahui dia sekolah dimana saat di Rusia, gw pun iseng-iseng googling nama dia, nama depan dan belakangnya, dan gw menemukan sebuah file .pdf, yang isinya sekitar student exchange dsb. Saat melihat filenya, gw Ctrl+F, ketik nama dia, dan menemukan nama dia dituliskan berkali-kali. Gw baca satu-persatu, dan gw menyadari bahwa gw baru saja menemukan sebuah Blue Carbuncle (Garnet Biru, bukan Garnet Band), seperti di Sherlock Holmes. Gw sangsi akan menemukan orang seperti dia lagi nanti. Saat itu si Manager Perasaan gw langsung mengubah nama proposal pendekatan tersebut menjadi Projekt Happiness, lalu diperlihatkan ke si Pemilik Pikiran dan dibagikan kepada dewan direksi. Kemudian sekitar 90% dewan direksi setuju dengan proyek tersebut, lalu menambahkan immediate priority pada blueprintnya. Karena berubah menjadi proyek, maka kembali diadakan rapat mengenai rencana-rencana alternatif yang akan dieksekusi bilamana terjadi perubahan yang drastis. Tapi tetep aja target jangka panjangnya 1, yaitu MARRY HER. File .pdf itu menurut gw cukup beguna dalam membuat orang lain minder ngedeketin dia (suka gw sebut file sakti). Gw pun merasa sedikit takut dengan masa depan yang akan gw hadapi, tetapi gw bagaimanapun juga harus bisa sejajar dengan orang tuanya. Gw harus berhasil. Gw harus bekerja. Gw harus belajar. Gw harus… gila.
**edited to keep her life normally**
udah dolo ah, ntar kalo ada update-an gw ngepost lagi
7 Jan // php the_time('Y') ?>
Gw menyukai seseorang, dan seseorang ini pun tanpa sepengetahuannya, telah mengubah hidup gw secara drastis. Semuanya dimulai setelah gw ospek di binus. Prinsip gw dalam mencari pasangan adalah dia harus lebih muda dari gw, karena itu gw memutuskan untuk nggak berpasangan dulu, well, dikarenakan wanita memiliki expire date, jadi sebisa mungkin gw harus mencari pasangan yang lebih muda dari gw, paling nggak 2 tahun lah. Beberapa orang mengatakan bahwa gw berpikir terlalu jauh ke depan, memang, gw masih terlalu muda untuk menjalani hubungan yang serius, dikarenakan gw belum memiliki pekerjaan. Dari kecil gw sama sekali ga punya cita-cita. Jadi saat SMA, masa depan gw bener-bener suram. Nggak punya cita-cita, tujuan, dsb. Tiap hari gw selalu memainkan leptop gw. Entah utak-atik, main game, atau friendster(sekarang udah migrasi ke pesbuk, dikarenakan terlalu banyak alay), atau belajar untuk “masa depan”, u know? Udah, lanjut, jangan dipikirin. Karena gw terlanjur jatuh hati pada leptop gw, gw memutuskan untuk masuk binus. Well, karena keterbatasan dana, gw mau nggak mau harus masuk binus. Mau masuk univ negri, nggak sanggup senampete-en. Kalo lewat jalur Simak, dsb, harus kuat-kuatan setoran… test cuma sandiwara belaka… belom lagi subsidi silangnya… udah mending gw cari univ yang murah meriah, sesuai minat, dan balik modal lebih cepet. Bokap gw yang pro-negri aja sampai mempersilahkan gw masuk swasta. Mungkin dia kecewa dengan sistem pendidikan umum di Indonesia. Maklum… Indonesia Raya… jadi lanjut aja, makin dibahas makin buruk.
Next, setelah ospek, gw ditempatkan di kelas 01PEM, yang sebagian muridnya minat belajar, sebagian berbakat “networking” dengan kelas lain dan senior, sisanya… lanjut. Pertemuan pertama, mata kuliah (MK) konsep sistem informasi. Gw duduk di kursi kedua dari kiri di baris kedua, kalo ga salah. Dia duduk pas dibelakang gw, Disebelah kanannya temen sekelas gw pas ospek. Waktu itu, dosen menyuruh kami untuk membuat sebuah kelompok belajar, yang terdiri dari 6-7 orang. Gw sama temen gw waktu ospek, Tommy, memutuskan untuk membentuk kelompok yang anggotanya berasal dari kelas ospek kemarin, untuk mengurangi waktu yang terbuang untuk berkenalan lagi. Setelah itu gw mengetahui bahwa wanita itu, jangan ah, ketuaan, gadis itu ternyata sekelas sama gw pas ospek. Pantesan kayanya mukanya gw kenal. Jadi kita 6 orang sekelas jadi sekelompok. Next, gw merasakan sesuatu yang berbeda saat gw melihat gadis itu, she’s different, unlike other girl, fashion behavior yang berbeda, pokoknya beda deh. Setelah melalui beberapa MK, gw melihat dia sebagai gadis yang pintar. Setelah beberapa tugas kelompok, gw melihat dia sebagai gadis yang pintar, genetically, just like me. Gw suka memperhatikan cara dia merhatiin dosen pas di kelas, dia:
– pesbukan
– ngegambar
– tiduran
– nyatet, tapi jarang
sedangkan gw:
– maen game hape
– pesbukan
– tiduran
– nyatet langsung di buku paket, secara abstrak(temen gw ga ada yang ngerti ~_~)
– tambahan=merhatiin dia
dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa kami sama-sama menderita sedikit autisme, dan dari situ pula gw ngambil kesimpulan bahwa dia pinter secara genetis, kaya gw. Dari kecil gw selalu sensi sama cewek yang pinter, gw ga suka ada cewek yang lebih pinter dari gw. So, gw deketin dia, dan berusaha menjatuhkan dia (terus terang gw orangnya terlalu bergantung pada perintah otak, daripada perasaan. Bokap gw pernah menyebut gw sadis!). Hasilnya? Gw malah makin tertarik sama dia.
Saat belajar sekelompok dalam rangka menyambut UTP, gw menyadari, dialah satu-satunya orang yang nyambung sama gw, waktu dia nanya sama gw, biasanya gw memberi jawaban dalam bentuk clue by clue, untuk mengetahui kemampuan dan minat seseorang. Biasanya clue pertama atau kedua dia udah langsung ngerti. Salah satu kesulitan gw dalam bergaul adalah hanya sedikit orang-orang yang nyambung bicara sama gw. Prinsip gw dalam mengajarkan sesuatu pada seseorang adalah, tiada gunanya mengajarkan sesuatu pada orang yang sama sekali nggak berminat. Maaf, tapi ciri orang yang menurut gw ga berminat adalah, pada saat gw beri beberapa clue, dia malah minta dijabarkan secara keseluruhan. TRUS LU PINTERNYA KAPAN? MASA GW SUAPIN TERUS? Gw selalu menganggap bahwa kuliah adalah dasar-dasar yang akan gw gunakan seluruhnya saat gw bekerja nanti. Kuliah itu penting. Lebih penting daripada SMA. Justru banyak pelajaran SMA yang gw anggap nggak guna. Lanjut aja, makin diomongin, makin ga guna tuh SMA.
Suatu hari, pas belajar kelompok, dia membawa surat-surat penting miliknya (ijasah, akta kelahiran, dsb.), disitulah, gw mendapatkan jawaban atas rasa penasaran gw. Dia lahir di ibukota Mexico, sekarang orang tuanya tinggal di Rusia, menurut tebakan gw, pasti di ibukotanya. Kenapa? Nanti dulu. Dia sempat sekolah SMA di Rusia, lulus dengan nilai yang nyaris sempurna. Katanya materinya sama kaya materi SMP di Indonesia (bener kan? materi SMA itu USELESS!!! buat apa belajar susah-susah kalo ijasah SMA cuma bisa jadi OB, atau karyawan rendahan di supermarket? FFFF!!!). Emosi… jadi lupa cerita sampe mana…
Bersambung ahh… Mandi dolo…
9 Sep // php the_time('Y') ?>
Akhirnya blog ini dibuka juga… tapi masi binun mau diisi ap…
7 Aug // php the_time('Y') ?>
waiting for ‘mas-mas spidi’ … ETA: Less than a day